Sabtu, 02 Mei 2020

PERSEMBAHAN YANG BERKENAN PADA TUHAN (KEJADIAN 4:1-16)


PENULIS :
Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K

7-13  JULI 2019 (ALDA)

BA       :           KEJADIAN 4:1-16
TEMA  :           PERSEMBAHAN YANG BERKENAN PADA TUHAN



MEMAHAMI TEMA
Setiap orang dalam hidupnya pasti mendambahkan supaya diberkati dan menjadi berkat. Berbicara berkat tentunya yang harus kita ingat adalah asal berkat itu. Dan semua mengetahui bahwa Allah sendiri sebagai sumber berkat itu. Allah yang adalah sumber berkat tahu bagaimana dan seharusnya melepaskan berkat bagi manusia yang adalah ciptaanNya. Tidak terkecuali dan tanpa memandang siapa kita, sebab kita sama di mata Tuhan.
Berkat bagi Manusia pertama Adam dan Hawa adalah hadir dalam hidup mereka pewaris kehidupan selanjutnya. Jadi dengan hadirnya Kain dan Habel dalam keluarga Adam dan Hawa merupakan berkat terindah bagi suami istri ini, apalagi bagi seorang ayah yang tentunya kita tahu mereka memegang erat budaya patriakhal, atau laki-laki sangat berperan. Persoalannya apakah yang diharapkan oleh orang tua benar-benar terwujud? Jawababnya sebaliknya, apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan.
Anak yang diharapkan akan menjadi penerus orang tua dan terutama hidup dalam kehendakNya kadang tidak terjadi demikian. Bukan seperti halnya yang terjadi dalam Alkitab, kadang ini terjadi disekitar kita bahkan tidak sedikit orang tua yang menjadi kecewa dengan perlakuan anak-anaknya. Harapan orang tua adalah melihat kebahagiaan anak cucunya, kadang tidak demikian. Namun bukan berarti tidak ada lagi yang bisa kita temui dan alami dalam hidup ini. Justru masih banyak juga keluarga Kristen yang dapat menjadi berkat.
Keluarga Kristen yang hidup taat, beribadah kepada Tuhan, melakukan kehendakNya, bahkan tidak sedikit yang kita temui dalam mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan pun masih banyak. Allah tidak menghendaki kita jauh dariNya, namun Ia sangat senang jika kita dekat denganNya. Alkitab menjelaskan dalam Roma 12 :1 bagaimana seharusnya kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang benar dihadapan Tuhan.

Persembahan yang kita bawa dihadapan Tuhan haruslah persembahan yang terbaik, sebab dengan demikian kita akan menyaksikan dan mengalami sendiri bagaimana Allah memberkati kita dengan segalah kelimpahannya. Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat mempersembahkan yang terbaik bagi Allah. Itulah sebabnya tema kita kali ini : “Persembahan Yang Berkenan Pada Tuhan”. Persembahan yang berkenan bukan soal apa yang kita bahwa pada Tuhan, melaikan juga terutama hidup kita pada Allah. Kita harus mampuh mempersembahka hidup kita lewat cara hidup dan tindakan hidup, maka Allah dalam tuntunan Roh Kudus akan Memberkati kita semua.

MEMAHAMI TEKS
Sejak dari sekolah minggu kita sangat mengenal kisah tentang Kain dan Habel, bahkan sampai saat ini pun kita semua tahu siapa yang persembahannya diterima Tuhan dan siapa juga yang tetap dijaga dan dilindungi Tuhan kehidupannya.
Ayat 1: Kebanggaan dalam keluarga dengan hadirnya keturunan, dan ini juga yang dialami oleh Adam dan Hawa sebagi manusia yang diciptakan Tuhan dan dilegkapi dengan kehadiran anak-anak. Anak pertama di namakan Kain yang berarti ; mendapatkan seorang anak laki-laki dengan Pertolongan TUHAN. Ayat 2: Lahir anak kedua Habel yang memiliki tugas sebagai penggembala kambing domba. Ayat 3: Kain mempersembahkan  sebagian dari hasil tanahnya. Ayat 4: Habel juga mempersembahkan Korban Persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakn lemak-lemaknya dan itu pun diindahkan Tuhan. Ayat 5: berbeda dengan persembahan dari Kain saudaranya. Ayat 6-7 Tuhan pun mengingatkan Kain agar jangan sampai  dikuasai oleh sijahat dan berbuat jahat. Ayat 8: Kain pun dikuasai oleh si jahat dan membunuh adiknya. Ayat 9-12 : Allah memintah pertanggungjawababan Kain, dan ia pun dihukum Allah. Ayat 13-14: keluhan Kain terhadap apa yang dilakukan Tuhan pada dirinya. Ayat 15-16 : Sekalipun Kain telah berbuat dosa namun Tuhan masih megasihinya. Allah memang membenci dosa tetapi mengasihi kita yang berdosa.

MENDALAMI TEKS
Apa yang dialami dalam keluarga Ada dan Hawa adalah sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Kita diingatkan untuk sadar bahwa jika kita sungguh mempeersembahkan yang terbaik bagi Tuhan, kita tidak akan pernah iri dengan apa yang dilakukan orang lain. sebab keiri hatian muncul karena kita tidak sungguh-sungguh dihadapan Tuhan.
Jelas dalam bacaan kita hari ini Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya yang tentunya ini berbeeda dengan keterangan persembahan Habel adiknya. Habel justru mempersembahkan yang terbaik: dari lemak-lemaknya, sesuatu yang sangat diindahkan Allah, dan ini jelas bagi kita persembahan Habellah yang diterima Allah.
Hal ini memberi kita pengertian, dalam mempersembahkan persembahan yang paling penting adalah hidup kita yang berkenan, hati kita yang murni kepada Allah. Tidak dengan sungut-sungut atau tidak dalam rangka persaingan dengan orang lain, melainkan dengan ketulusan hati.
Persembahan yang dilakukan oleh Habel menjadikan Allah memberkati hidupnya. Sekalipun iblis tidak senang dengan orang yang diberkati. Ada-ada saja caranya untuk menggagalkan, termasuk mempergunakan keirihatian Kain untuk meembunuh adiknya Habel.
Sikap yang tidak menerima keputusan Allah kadang mendorong manusia berbuat jahat dihadapan Tuhan. Bahkan orang disekitarpun bisa menjadi sasaran ketidakbenaran kita. Allah telah mengingatkan Kain ayat 7 : Apakah mukamu tidak akan berseri, Jika engkau tidak berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya. Namun kenyataannya Kain tergoda untuk berbuat dosa.
Manusia selalu diingatkan Tuhan agar tidak tergoda dan tidak berbuat dosa, namun kadang keinginan hati kita membawa kita pada perbuatan dosa. Dosa akibatnya adalah hukuman bahkan maut. Kain harus dihukum akibat dosa dan ini sangat berpengaru bagi masa depannya.
Pertanyaannya bagi kita : Bagaimana Seharusnya  mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan? Dan apa tidakan kita untuk menghindarkan diri dari perbuatan dosa?

MENDALAMI TEMA

Persembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah dambaan semua orang, sebab sama seperti doa akan sangat berbahagia kita jika doa yang kita sampaikan kepada Tuhan di dengar dan dijawab oleh Tuhan.  Persembahan yang benar bukan hanya apa yang dipersembahkan yaitu yang dapat dilihat saja oleh mata, namun juga hati kita yang benar dan berkenan kepada Allah itu juga yang diinginkan Tuhan kita lakukan.

Memberikan yang terbaik bagi Tuhan adalah sebuah kewajiban iman orang percaya, dimana dengan ini, manusia sadar bahwa hidup adalah pemberian Allah dan sepantasnyalah kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Cara kita berkata, bertindak dengan penuh kesetiaan dan melakukan semua kehendakNya adalah juga bagian dari mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan

Cara kita mempersembahkan yang terbaik adalah juga cara hidup kita yang benar di hadapan Allah. Kita tidak sekedar menjadi Pria/Kaum Bapa yang bertanggung jawab pada Tuhan sebagai pemberi hidup, tetapi juga bertanggung jawab dalam pelayanan, pekerjaan atau usaha dan keluarga, ini juga adalah bagian kita mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan.

Tuhan menghendaki setiap anak-anakNya mampuh hadir di mana saja, kapan saja dan jadi berkat bagi banyak orang. Mendukung program PKB adalah bagian penting dalam mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Jangan pernah meragukan kebaikan Tuhan dalam hidup, tetap percaya apa yang kita berikan bagi Allah akan diberkatiNya untuk masa depan kita. Jangan jemu-jemu berbuat apa yang baik sebab apabila tiba saatnya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah. Dengan demikian selama kita mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan maka kita akan melihat berkat-berkatNya mengalir terus dalam hidup kita selalu Amin (Alda)



RENUNGAN
BA       :           KEJADIAN 4:1-16
TEMA  :           PERSEMBAHAN YANG BERKENAN PADA TUHAN

Pria/Kaum Bapa Yang Diberkati Tuhan

Harus diakui bahwa kita tidak akan perna melupakan kisah tentang Kain dan Habel, bukan hanya bagaimana mereka mempersembahkan hasil usaha mereka pada Tuhan tetapi juga sampai pada iri hati dan kebencian yang menghasilkan dosa dan pembunuhan.

Persembahan Kain tidak diindahkan dan persembahan Habel yang terbaik diterima, membuat hati Kain menjadi panas dan digodai iblis untuk melakukan pelanggaran dengan membunuh adiknya. Keirihatian akan membuat hati tidak tenang dan mulai mencari kesalahan dan jika sudah matang akan menghasilkan dosa. Apa yang dilakukan Kian adalah perbuatan yang tidak terpuji dan ini tidak patut di tiruh, apalagi dalam hidup keluarga sebagai kakak beradik.

Catatan penting bagi kita sebagai orang percaya adalah bagaimana kita menghargai proses Tuhan dalam hidup masing-masing kita, tanpa harus iri bahkan dendam terhadap keberhasilan orang lain.  Mereka yang berhasil dan kita yang belum tentunya adalah bagian dari cara Allah mempersiapkan kita untuk tujuan tertentu dalam hidup. Yang harus kita lakukan justru adalah bersyukur dan menerima prosesnya Tuhan.

Proses Tuhan kadang diluar pemikiran kita, Tuhan selalu punya cara yang paling tepat dibanding dengan apa yang kita pikirkan. Tuhan ingin kita sadar bahwa hidup harus bergantung sepenuhnya pada Tuhan.

Pria/Kaum Bapa yang di berkati Tuhan

Mari kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan, tanpa harus iri dengan keberhasilan orang lain, denggan demikian kita disadarkan bahwa Tuhan ingin kita berhasil dengan caraNya dan bukan dengan cara kita sendiri. Memang harus kita sadar memberi yang terbaik tentunya banyak tantangan dan proses yang harus kita lewati, tetapi percayalah Tuhan pasti akan menolong kita.

Memberikan yang terbaik bagi Tuhan atau mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan adalah sebuah kewajiban iman, di mana kita akan selalu diajar untuk menghargai apa yang menjadi usaha dan selalu menempatkan Tuhan di atas segalanya.

Hidup yang Tuhan berikan adalah anugerah, kalau kita menghargai itu kita juga akan mampuh tampil sebagai Pria/Kaum Bapa yang diberkati untuk jadi berkat, dalam keluarga, pekerjaan dan uasaha terutama dalam pelayanan. Jangan takut salah sebab Allah yang sempurnah akan menyempurnakan agar kita mampuh memberikan yag terbaik dalam hiidup ini. Menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab dan cerdas bagi anak-anak dan menjadi suami yang hebat bahkan kebanggaan istri dan keluarga. Percayalah Tuhan pasti menolong  Amin (Alda).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

  PENULIS : Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K   Minggu, 15 – 21 November   2020: Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu sua...