Senin, 19 September 2022

Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

 

PENULIS :

Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K

 

Minggu, 15 – 21 November  2020:

Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

Roma 15 : 1 – 13

 

MEMAHAMI TEMA

Setiap orang mendambahkan kerukunan dalam hidup, ini bukan sekedar kata namun perintah. Dalam Mazmur 133 dikatakan dimana ada kerukunan disitu berkat diperintahkan. Kutipan Mazmur 133 “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun” memberi kita penjelasan kerukunan adalah hal yang baik, kerukunan adalah keindahan. Orang yang hidup dalam kerukunan pasti memiliki nilai-nilai kebaikan dan keindahan.

Kehidupan yang rukun dan damai akan membawa kita pada kesadaran bahwa kata tidak akan cukup tanpa perbuatan. Dengan demikian “Spiritualitas Kerukunan: Satu hati, satu suara” adalah tindakan nyata, yang tujuannya untuk memuliaan nama Tuhan. Tuhan dimuliakan dari kehidupan kita yang rukun sebab Tuhan menghendaki hidup damai dengan semua orang. Yesus pun mengajarkan kita untuk Mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5:44), bahkan dalam kitab Roma 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk. Spiritualitas kerukunan adalah hati kita menjadi satu dengan Kristus yang penuh damai dan kita mampuh menyuarahkan kebenaran lewat kehidupan kita.

MEMAHAMI TEKS

Ada banyak pelajaran yang berharga dari teks yang kita baca saat ini, mari kita telusuri : ayat 1-2 yang kuat wajib menangggung kelemahan orang yang tidak kuat dan mencari kesenangan kita sendiri. Dan yang paling penting adalah mencari kesenangan sesama demi kebaikan untuk membangun. Ayat 3-4 : Kristus adalah contoh yang jelas dimana Ia tidak mencari kesenanganNya sendiri. Ayat 5-6 : Allah akan menganugerahkan kepada kita ketekunan dan penghiburan sesuai kehendak Kristus supaya dengan satu hati dan satu suara kita memuliakan Tuhan Yesus Kristus.

Ayat 7: menyadarkan kita untuk saling menerima satu dengan yang lain, sama seperti Kristus telah menerima kita untuk kemuliaan Allah. Ayat 8-12 :Oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikanNya kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa supaya mereka memuliakan Allah karena rahmatNya, seperti ada tertulis :

v  Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan Mazmur bagimu

v  Bersukacitalah hai bangsa-bangsa dengan umatNya

v  Pujilah Tuhan hai bangsa-bangsa dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia

v  Dan Ia akan bangkit memerintah bangsa-bangsa, dan kepadaNyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.

Ayat 13 : di akhiri dengan pengharapan dan berkat :Semoga Allah sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

 

MENDALAMI TEKS

Rasul Paulus mengingatkan sekaligus memberi nasihat agar kewajiban dari yang kuat menanggung kelemahan orang yang tidak kuat/lemah bahkan jangan mencari kesenagan diri sendiri. Kekuatan yang dimiliki bukan suatu kesombongan atau alat untuk menindas yang lemah melainkan sebagai cara untuk menolong mereka yang tidak berdaya.

Paulus mengingatkan setiap orang harus mencari kesenangan sesama demi kebaikan untuk membangun, artinya dalam membangun iman perlu adanya kebersamaan bukan hanya untuk kepentingan pribadi, dan ini adalah gambaran tentang pentingnya kebersamaan bahkan lebih dari itu adalah kerukunan. Paulus dengan tegas memberi contoh kongkrit yaitu Kristus sendiri. Kristus tidak mencari kesenanganNya sendiri melainkan mengorbangkan diriNya bagi keselamatan semua orang dan Ia ingin kita hidup damai seorang akan yang lain. Maka kedamaian yang kita miliki akan membangun iman sekaligus kerukunan yang besar yang tidak dapat dipatahkan oleh apa saja sebagai sebua pengharapan.

Pengharapan inilah yang juga menjadi dasar Paulus untuk terus mengingatkan jemaat yang ada di Roma bahwa kewajiban yang Kuat adalah membantu yang lemah dalam segala hal termasuk dalam jabatan gereja artinya orang-orang yang kuat yang memegang jabatan gereja memmperbolehkan orang yang lemah masuk dalam persekutuannya. Kewajiban ini telah ditekankan oleh Paulus (Roma14:1), dimana kita telah diterima oleh Kristus sendiri (bnd 14:3) dan Roma 15:7 : Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.

Bagi Paulus Setiap orang harus memiliki pengharapan dan percaya bahwa Allah yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan sesui kehendak Kristus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kita dapat memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus (15:5-6).

Hal yang paling mendasar yang diutarakan Paulus adalah melihat pada Kristus, seperti pada ayat 8-9 bacaan kita : yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmatNya. Jadi tujuannya adalah memulikan Tuhan. Paulus menghendaki tujuan dari yang kuat mennaggung yang lemah adalah untuk kemuliaan Allah dengan mencontoh pada Yesus.

 

MENDALAMI TEMA

Sebagai orang percaya sekalipun kita masih menghadapi pergumulan yang besar karena pandemi Covid-19, namun bukan berarti kebaikan hati kita akan pudar, justru kita akan semakin kuat dan terus menjadi berkat. Bacaan kita ini menyadarkan kita bahwa kewajiban kita yang kuat adalah mampuh menolong mereka yang lemah. Lemah tidak hanya dibatasi karena kekurangan materi saja melainkan soal iman, karena itu kita yang percaya akan kekuasaan Kristus yang besar mampuh mengarahkan mereka yang lemah karena pergumulan hidup yang dihadapi. Tidak hanya secara fiisik melainkan psikologinya atau kejiwaannya.

Kehadiran kita sebagai gereja yang hidup adalah membawa dampak yang besar terutama hidup dalam kebersamaan, hidup dalam kerukunan. Dengan kita hidup damai dan rukun maka berkat Tuhan diperintahkan kepada kita. Hidup damai adalah spiritualitas kerukunan yang mencontoh pada Kristus karena Kristus adalah Raja Damai. Berdamai dengan Allah adalah juga berdamai dengan semama, membangun kerukunan dengan Tuhan adalah membangun kerukunan dengan sesama. Sebab ketika hati kita melekat pada Tuhan maka kita akan mampuh menyuarahkan kebenaran bagi kemuliaan nama Tuhan sebagai tujuan hidup.

Pertanyaan bagi kita untuk didiskusikan :

1.    Bagaimana seharusnya gereja Tuhan (persekutuan orang percaya) melakukan kewajiban iman untuk menolong/membantu sesama yang membutuhkan !

2.    Apa hasil yang akan kita peroleh dari hidup rukun dan damai dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi kita sebagai orang percaya!

3.    Berikan contoh yang praktis tetang yang kuat membantu yang lemah!

 

RENUNGAN

Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

Roma 15 : 1 – 13

Sobat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan

Kita yang kuat Wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesame kita demi kebaikannya untuk membangunnya (ayat 1-2). Ungkapan Rasul Paulus ini tentu memiliki alasan yang kuat karena setiap orang yang wajib melakukan hal ini mencontoh pada Kristus (ayat 3).

Kebaikan hati untuk menolong sesama adalah bagian terpenting dalamkehidupan orang percaya. Bahkan bukan hanya itu saja, ini merupakan satu persekutuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai orang yang percaya satu persekutuan di dalam Tuhan, menyadarkan kita bahwa hidup bersama supaya bersama-sama hidup adalah sikap tolong-menolong, bantu-membantu satu dengan yang lainnya.

Kristus mengajarkan kita kebaikan hati, kedamaian dalam persekutuan sebagai bagian dari hidup rukun. Rukun berarti tidak kacau, rukun berarti saling menghargai dan menghormati. Spiritualitas kerukunan satu hati satu suara tema kita kali ini, member isyarat bahwa orang yang hidup dalam kedamaian akan hidup dalam kerukunan satu dengan yang lainnya. Dimana kita adalah satu kesatuan tubuh Kristus. Kepala tidak dapat mengatakan bahwa ia lebih penting dari tangan dan kaki, atau sebaliknya kaki tidak dapat mengatakan saya lebih penting dari mata, kepala dan hidung melaikan semuanya harus menghargai keperbedaan fungsi masing-masing dan itu akan menolong kita untuk dapat menggerakan semua anggota tubuh yang ada pada satu tujuan yang benar. Kerukunan semua anggota tubuh kristus adalah satu kekuatan yang mampuh menolong kita untuk menyarahkan kebenaran.

Spriritualitas kerukunan adalah dorongan yang lahir dari kebenaran untuk dapat menjadi berkat bagi sesama, termasuk dalam hal saling membantu. Yang kuat wajib membantu yang lemah. Yang berkelebihan jadi berkat bagi yang berkekurangan. Itulah kerukunan di dalam Kristus.

Sebagai Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan banyak nilai-nilai kerukunan yang boleh kita lakukan dan terapkan dalam kehidupan dan tugas kerja kita masing-masing, mulai dari keluarga, jemaat maupun masyarakat di mana kita tinggal. Misalnya membantu mereka yang berbeban karena ditinggalkan orang yang dikasihi, dengan mengajak tetangga yang adalah anggota Pria/Kaum Bapa untuk mempersiapkan bangsal duka tentunya dengan tetap menjaga dan mentaati protocol kesehatan yang berlaku.

Tidak akan sulit bagi kita untuk bisa saling menolong satu dengan yang lain yang berkekurangan karena itu perintah yang harus kita lakukan. Sambil percaya kata Firman : “Allah yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus” (ayat 5-6). Jadi tujuan kita dalam hidup adalah jadi berkat bagi sesama, sama halnya dengan yang diajarkan Kristus, kita percaya Tuhan pasti memampuhkan kita untuk bisa hidup damai dengan semua orang, hidup dalam kerukunan kasih dan ketertiban. Tuhan Yesus kepala gereja dan Tuhan dunia menolog kita untuk selalu memiliki pengharapan yang besar Amin. (Alda)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENULIS :

Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K

 

Minggu, : Tanggal 22-28 November 2020

Duduk Makan Di Dalam Kerajaan Allah

Lukas 13:22-30

 

MEMAHAMI TEMA

Siapa yang tidak akan bangga jika diundang makan malam dengan presiden, pasti semua akan bangga dan sejak undangan diterima sampai pada hari makan malam pasti banyak foto yang dikirim lewat media sosial sebagai satu kebanggaan. Bukan hanya pada saat kita makan malam yang akan menjadi kebahagiaan tetapi sampai kapan pun kita akan mengingatnya. Kalua kita saja diundang oleh bapak Presiden menjadi kebanggaan kita apalagi jika kita diundang oleh Allah sendiri dalam kemuliaanNya yang besar untuk duduk makan di dalam Kerajaan Allah.

Kebanggaan kita pasti beralasan karena yang mengundang kita Allah sendiri. Namun ternyata syarat untuk “duduk makan di dalam Kerajaan Allah”seperti tema kita saat ini tidaklah muda, tidak semuda membalikan telapak tangan. Hanya mereka yang memenuhi syarat atau klasifikasi yang baik yang bisa duduk makan dalam kerajaan Allah. Antara lain : tidak melakukan kejahatan tetapi melakukan kehendak Tuhan. Syarat inilah yang akan mengukur siapa yang layak dan siapa yang tidak, ini berarti tidak semua orang yang akan masuk dalam kerajaan Allah apalagi duduk makan bersama dalam Kerajaan Allah itu.

Duduk makan dalam Kerajaan Allah adalah harapan setiap orang percaya sebab kita akan dipertemukan dengan Abraham, Ishak dan Yakub, bersama semua orang  yang melakukan kehendak Allah. Harapan ini harus menjadi kenyataan bagi kita sebab kita berhak mendapat tempat dan kedudukan yang sama ketika kita melakukan kehendakNya. Kebahagiaan Allah adalah melihat anak-anakNya yang Ia kasih ada bersama-sama dalam Kerajaan Allah, bukan menjadi orang yang tidak di kenal. Karena itu tugas kita adalah hidup dalam kebenaran, melakukan kehendakNya dan kita akan Menikmati duduk makan dalam Kerajaan Allah.

 

 

 

MEMAHAMI TEKS

Tuhan Yesus adalah Guru yang Agung yang sangat peduli tidak hanya pada Murid-muridNya namun kepedulianNya mencakup semua lini kehidupan. Yesus tidak perna membedakan kasihNya yang besar kepada semua orang yang membutuhkan pertolongan. Sebagai seorang Guru Yesus mengajar berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa bahkan meneruskan perjalananNya ke Yerusalem (ayat 22).

Dalam pengajaran Yesus ada yang bertanya tentang kapasitas yang diselamatkan (ayat 23). Yesus memberi  penjelasan bahwa untuk masuk tidaklah muda, perlu perjuangan: Banyak orang akan berusaha untuk masuk tetapi tidak akan dapat, jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri diluar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukalah kami pintu dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu Aku tidak tahu dari mana kau datang (Ayat 24-25). Apa pun alasan yang dikemukakan termasuk pernah makan dan minum, menerima pengajaran yang diberikan, bukanlah jaminan untuk dapat masuk (Ayat 26), justru Ia akan berkata enyalah kamu sekalian pembuat kejahatan (ayat 27).

Tidak hanya diusir karena tidak dikenali, tetapi juga penyesalan yang dasyat karena melihat Abraham, Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah tetapi justru kita yang dicampakan ke luar (ayat 28). Sebaliknya akan datang orang dari Timur dan dari Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah, (ayat 29). Orang yang terakhir yang akan menjadi orang terdahulu dan orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.

 

MENDALAMI TEKS

Setiap Pengajaran yang diberikan Tuhan Yesus dari kota ke kota dan dari desa ke desa membawa pengaruh yang sangat besar, dampak pelayanan Yesus membuat banyak orang menjadi percaya pada kekuasaanNya yang sempurna. Mereka tidak hanya menerima pengajaran tetapi jaminan tentang kerajaan Allah adalah bagian setiap orang yang percaya.

Dalam pengajaran Yesus timbul pertanyaan soal keselamatan. Ayat 23 “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan? Jawaban Yesus memberi pengaruh yang luar biasa. Bahwa untuk mencapai itu perlu perjuangan karena tidak muda, akan berhadapan dengan pintu yang sesak. Orang memang akan banyak berusaha  untuk masuk tetapi tidak dapat (ayat 24). Sekuat apa pun usaha yang dilakukan jika tuan rumah telah menutup pintu maka tidak aka ada orang yang bisa masuk (ayat 25) sekali pun berdiri dan mengetok tidak akan dibukakan. Karena jawaban dari tuan rumah itu adalah aku tidak tahu dari mana kamu datang (ayat 26). Apa pu lasan yang dikemukakan sebagai bagian untuk meyakinkan pemilik rumah itu tidak akan berpengaruh, artinya makan dan minum denganNya dan menerima pengajaran yang diberikan bukanlah satu-satunya jalan untuk bisa masuk, sebab itu hanya bisa terjadi kepada mereka yang Ia berkenan menerimanya.

Mereka yang berkenan dibukakan pintu dan masuk serta duduk makan di dalam Kerajaan Allah hanyalah mereka yang melakukan kehendak Allah dengan tidak hidup jahat di mata Tuhan. Sebaliknya mereka yang tidak melakukan kehendakNya akan dicampakan keluar dan akan terdapat kertak gigi dan ratap tangis.

Syarat untuk bisa masuk dan duduk makan di dalam Kerajaan Allah adalah melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Dan dengan jelas akan nampak Abraham Ishak dan yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah akan makan sehidangan dengan Dia pemilik kehidupan ini. Sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan aka nada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.

 

MENDALAMI TEMA

Kebanggaan kita adalah jika kita diundang dan diberi tempat terhormat dalam pesta atau acara yang diselengarakan. Bagaimana perasaan kita, jelas kita akan mengatakan bangga, senang bahkan bahagia besar. Kenapa? Karena tempat kita berbeda dengan yang lainnya. Kenapa ini terjadi, sebab kita adalah undangan khusus yang betul-betul disegani dan dihormati. Hal ini terjadi karena mereka yang mengundang kita sangat mengetahui siapa kita sebenarnya. Kapasitas dan kapabilitas kita benar-benar teruji dan tidak diragukan lagi. Apalagi jika kita diundang Makan dalam Kerajaan Allah, kebanggaan kita tidak dapat disembunyikan. Kita akan sangat bahagia karena tidak semua orang yang bisa hadir dalam undangan itu, hanya mereka yang melakukan kehendakNya.

Sebagai orang percaya secara khusus Pria/kaum Bapa GMIM kita pasti mendampakan tempat dan kedudukan yang sama yaitu dalam kerajaan Allah. Tidak hanya itu saja, kita juga akan sangat berterima kasih jika kita duduk makan dalam Kerajaan Allah, sehidangan dengan Abraham, Ishak dan Yakub bahkan semua nabi dalam kerajaan Sorga (ayat 28). Tidak hanya itu kebanggan kita yang terpenting adalah kita bisa berjumpa dengan Allah sebagai pemilik hidup dan penjamin keselamatan.

Tidak perlu ragu dalam keyakinan kita akan Allah, tetap pada kehendakNya dan kita akan menerima anugerahNya. Pertanyaan bagi kita :

1.    Apa syarat agar kita dapat duduk makan di dalam kerajaan Allah!

2.    Apa upaya kita sebagai Pria/Kaum Bapa yang diberkati untuk meyakinkan sesama kita tentang jaminan keselamatan yang Yesus janjikan!

3.    Bagaimana peran kita sebagai kepala keluarga agar dapat membawa anggota keluarga kita untuk duduk makan dalam kerajaan Allah kelak jika kita telah bersama denganNya sebagai keyakinan iman!

RENUNGAN

Duduk Makan Di Dalam Kerajaan Allah

Lukas 13:22-30

 

Sobat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan

Betapa bahagianya kita jika nama kita disebutkan dalam satu acara yang besar bahkan diberikan tempat kehormatan khusus sebagai penghargaan. Kita tidak hanya senang melainkan akan menjadi kebanggan bahwa kita masuk hitungan dalam penilaian yang dilakukan.

Untuk saja diundang dalam acara atau pesta, pemilik pesta telah lebih dahulu menyaring siapa saja ayang akan diundang dan kita masuk kategori untuk diundang. Undangan yang diberikan adalah salah satu bentuk apresiasi terhadap penilaian yang diberikan. Dari posisi kita masuk dan disambut oleh yang punya pesta ini berarti kita telah dikenal dan bahkan sangat dikenal. Kita diberikan meja khusus dengan pemilik pesta.

Hal kerajaan Allah pun demikian, pemilik pesta tidak sembarang membukakan pintu apalagi mempersilakan masuk untuk duduk makan dalam kerajaan Allah. Hal ini dibuktikan, orang yang mendengar pengajaran yang diberitakan saja tidak cukup untuk bisa masuk jika tidak melakukan kehendakNya. Mereka yang perna makan bersama pun tidak dapat menjamin keberadaannya untuk dapat duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Pertanyaannya: bagaimana syarat agar dapat duduk makan di dalam kerajaan Allah? Jawabannya adalah melakukan kehendak Allah dan menjahui kejahatan.

Jika kita sebagai Pria/Kaum Bapa yang selalu hidup taat pada kehendakNya, jangan perna kita mengabaikan panggilanNya terhadap tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan. Jangan perna lupa pada pengajaranNya, jangn perna malu mengakuiNya sebagai Tuhan dan Juruselamat, karena dengan demikian kita akan masuk dalam kerajaanNya dan duduk makan sehidangan dengan Allah.

Tugas kita sekarang adalah taat pada kehendakNya, dan melakukan kewajiban kita dengan sungguh. Rajin berdoa, membaca Firman dan melakukannya, rajin bekerja dan selalu menjadikan Tuhan sebagai andalan kita

Tanggung jawab yang dipercayakan dalam keluarga haruslah kita jalani dengan sukacita sehingga kebahagian kita adalah juga kebahagiaan seisi keluarga kita. Jadikan Tuhan sebagai satu-satunya penolong dan kita akan dipeliharaNya, dilindungi dan diberkati untuk menjadi berkat Amin (Alda).

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

  PENULIS : Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K   Minggu, 15 – 21 November   2020: Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu sua...