Senin, 19 September 2022

Menyambut Kasih Karunia dengan Kerendahan Hati, Relasi dengan Sesama adalah Cerminan Relasi dengan Tuhan,

PENULIS :

Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K

 

Minggu, 20-26 Desember 2020

Menyambut  Kasih Karunia dengan Kerendahan Hati

Lukas 1:26-38

 

MEMAHAMI TEMA

Setiap orang akan memiliki respon yang berbeda-beda dalam menerima pesan, baik secara lisan maupun secara tertulis. Ada dengan wajah senang ada juga dengan hati gembira, namun tidak dapat dipungkiri sering juga terjadi ada yang menerima dengan penuh tanda tanya bahkan sampai pada kesedihan, tergantung berita apa yang didengar atau diterima.

Maria menerima berita yang mengejutkan hati namun membawa kasih karunia bagi pekerjaan Allah di dunia ini. Saat berita disampaikan membuat Maria merespon dengan cepat bagaimana hal ini mungkin terjadi karena aku belum bersuami. Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah Jangan Takut, sebab Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatingi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Berita yang diterima Maria adalah pekerjaan Allah dan sebagai Kasih Karunia karena apa yang akan ia kerjakan merupakan panggilan iman dan sebagai karya Agung Allah bagi dunia. Sebagai manusia biasa bagi Maria ini adalah kasih karunia. Kasih karunia yang membawa keselamatan yang besar bagi dunia. Dan setiap orang yang menerima kasih karunia akan sangat bersukacita sebab ini bukan sekedar hadiah tetapi adalah anugerah yang memberkati. Sama halnya dengan tema kita saat ini Menyambut Kasih Karunia Dengan Kerendahan Hati, artinya Menerima Karunia Allah ini adalah berkat bukan kesombongan dan kebangaan diri.

 

MEMAHAMI TEKS

Berita tentang kelahiran Yesus terdengar begitu jelas saat dalam bulan keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud, nama perawan itu Maria (ayat 26-27).

Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau (ayat 28) : berita yang disampaikan kepada Maria sebagai kasih karunia dari Allah sekalipun membuat Maria sangat kaget dengan apa yang akan ia terima (ayat 29). Kekejutan Maria terhadap kasih karunia yang ia terima dikuatkan oleh Malaikat Tuhan “Jangan takut hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus (ayat 30-31).

Kasih karunia yang diterima Maria adalah anugerah sebab Anak yang akan ia kandung adalah Mulia. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya taktha Daud, bapa leluhurNya, dan Ia akan menjadi Raja atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.(ayat 32-33).

Maria menyadari siapa dirinya: bagaimana yang dikatakan malaikat itu akan terjadi karena ia belum bersuami (ayat 34). Kesadaran Maria tentang siapa dirinya, mendapat respon yang jelas bahwa Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa yang Mahatinggi akan menaungi dia karena anak yang akan dilahirkan itu akan disebut Kudus anak Allah (ayat 35-36).

Kasih karunia yang dialami oleh Maria juga berbarengan dengan Saudaranya Elisabet yang juga mengandung anak laki-laki pada hari tunya. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. Maria pun menerima semua kasih karunia Allah dengan kerendahan hati karena bagi Maria ia adalah hambah Tuhan (ayat 37-38).

 

MENDALAMI TEKS

Tuhan menyatakan kuasaNya kepada siapa saja sekalipun dianggap hina oleh manusia tetapi tidak bagi Allah. Maria adalah sosok wanita yang dipilih Allah menurut kehendakNya. Maria tdak perna menyangka saat ia bertunangan dengan Yusuf akan mendapat perkunjungan oleh malaikat Gabriel. Dan perkunjungan itu membawa perubahan status dari Maria. Dipilihnya Maria sebagai wanita yang masih perawan adalah kasih karunia. Artinya Maria adalah wanita yang terpilih dari begita banyaknya wanita di daerahnya. Keterpilihan Maria adalah Kabar baik.

Kabar baik atau kasih karunia yang diterima oleh Maria sebagai manusia biasa adalah hal yang jarang terjadi, bahkan boleh dikata hanya Maria yang menerima Kasih Karunia ini sebab ia berkenan dihadapan Tuhan.

Malaikat memberi penguatan terhadap pribadi Maria :  “Jangan takut”, berita ini adalah jaminan terhadap pekerjaan yang diberikan kepada Maria. Maria diberi kedudukan dan tugas yang besar :

1.    Sesunguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan  seorang anak laki-laki  dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

2.    Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi.

3.    Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, Bapa leluhurNya.

4.    Ia akan menjadi Raja  atau kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaanNya  tidak akan berkesudahan.

Pekerjaan yang besar yang dipercayakan kepada Maria sebagai Kasih Karunia, membuat Maria terus bertanya : Bagaimana hal itu mungkin terjadi  karena aku belum bersuami?. Pertanyaan Maria adalah pertanyaan yang wajar karena bagi Maria hanya mereka yang bersuamilah yang akan mengandung dan melahirkan anak.

Hal yang masuk akal yang dilontarkan Maria membuat malaikat Tuhan harus menjawab : Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus Anak Allah.

Jawaban terhadap pertanyaan Maria diperkuat dengan bukti bahwa saudaranya Elisabet juga mengandung dimasa tua, sesuatu yang tidak masuk diakal secara manusia namun dapat terjadi sesuai dengan kekuasaan Tuhan.

Maria adalah wanita yang dikasihi Allah, ia menerima panggilan ini dengan penuh kerendahan hati, jawaban dari Maria ini adalah bukti kesetiaannya :“Sesunguhnya aku ini adalah hambah Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Kesiapan diri Maria adalah bukti nyata Tugas mulia ini adalah Kasih karunia yang diberikan Allah kepadanya untuk dilakukan bagi keselamatan dunia.

Panggilan besar untuk misi keselamatan yang dibuat Allah lewat Maria adalah kasih karunia yang sungguh dan ini direspon dengan kerendahan hati Maria. Panggilan ini juga menolong kita untuk sadar, siapa pun kita bagaimana pun keadaan kita dapat dipakai Tuhan secara luar biasa sekalipun manusia menilai berbeda.

Makna dibalik panggilan Maria adalah Keselamatan dunia. Allah berkarya lewat Maria dan Yusuf untuk menghadirkan keselamatan yang besar. Dan pekerjaan ini dilakukan Maria karena ia sadar anak yang ia kandung adalah Kudus, Raja Kemuliaan yang adil dan pembela kebenaran. kelahiranNya yang ajaib adalah sukacita bagi dunia.

Kelahiran Yesus adalah bukti kasih Allah bagi dunia dan Maria melakukan pekerjaan yang besar bagi keselamatan dunia. Yesus yang lahir akan menjadi Raja Kemuliaan yang membawa umat kepada kemakmuran dan kehidupan yang abadi. Ia mampuh mengubah satus kehinaan kita menjadi kemuliaan. Tidak ada raja yang adil sepertiNya yang dapat menghakimi bangsa-bangsa dengan adilnya.

 

 

 

 

MENDALAMI TEMA

Manusia akan sangat  berterima kasih kepada Allah jika apa yang ia terima dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Hal ini dapat disebutkan sebagai kasih karunia Allah. Dalam menyambut kasih karunia Allah dengan rendah hati akan menyadarkan kita bahwa Allah berkuasa dalam setiap hidup kita.

Maria adalah bagian penting dari karya Allah bagi dunia. Bahkan tidak hanya Maria tetapi juga Yusuf, Alkitab memberi penjelasan dalam (Matius 1:19-20) : Yusuf adalah seorang yang tulus hati. Hal ini memberi kita penjelasan bahwa dalam mengerjakan panggilan yang mulia bagi dunia Tuhan dapat memakai kita manusia biasa menjadi luar biasa dalam kekuasaanNya, tidak ada yang dapat diragukan dari apa yang Tuhan sediakan dalam hidup termasuk tugas dan fungsi kita sebagai Pria/Kaum Bapa GMIM. Sosok Maria dan Yusuf adalah panggilan keluarga yang diberkati karena memiliki fungsi menerima tanggung jawab yang besar untuk memelihara pemberian Tuhan bagi masa depan.

Menerima apa yang dipercayakan adalah kasih karunia yang besar yang harus dilakukan sebagai bentuk kesungguhan hati bahkan juga harus dikerjakan dengan kerendahan hati. Bagi Maria keputusan harus diambil dan dilakukan : Sesungguhnya aku ini hambah Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Kesiapan maria adalah karunia yang besar sebab yang ia kerjakan untuk menjadi berkat bagi banyak orang.

Tugas kita sebagai orang percaya adalah menjadi berkat. Maria dan Yusuf adalah pribadi dan keluarga yang mewakili kita semua sebagai keluarga Kristen yang percaya. Anak yang dikandung Maria adalah dari Roh Kudus :

1.    Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah yang Mahatinggi

2.    Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, Bapa leluhurNya

3.    Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya

4.    kerajaanNya tidak akan berkesudahan.

Demikian halnya dengan kita, sebagai orang peercaya dan sebagai keluarga Kristen kita memiliki tugas yang sama menerima dengan ketulusan sebagai kasih karunia dan mengerjakannya dengan kerendahan hati. Jangan pernah takut menerima panggilan dan tugas yang dipercayakan baki kita, sebab Tuhan tidak akan membiarkan kita melangkah sendiri. janjiNya ya dan amin. kekuasaanNya sempurna adanya karena itu percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan jangan bersandar pada pengertian kita sendiri, sebaliknya akui Dia dalam segala laku maka Ia akan meluruskan jalan kita.

 

 

 

Pertanyaan :

1.    Bagaimana respon kita dalam menerima tugas yang dimulia yang dipercayakan atas kita bagi pekerjaan Tuhan yang besar!

2.    Jika kita merasa bahwa tanggungjawab pelayanan yang diberikan adalah kasih karunia apa respon kita terhadap pemberian Allah ini!

                 (Alda)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                     

RENUNGAN

Menyambut  Kasih Karunia dengan Kerendahan Hati

Lukas 1:26-38

Sobat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan

Saat kita membaca kitab Lukas 1:26-38 ini kita akan bertanya dimana peran kita sebagai Pria/Kaum Bapa? Justru yang kita lihat adalah sosok wanita tegar yang akan menjadi ibu yang luar biasa bagi bangsa dan bagi dunia sebab karyanya sungguh mulia. Pertanyaan ini benar dan patut dijawab. Maria tidak hanya menerima pekerjaan ini sebagai kasih karunia sebagai mana tema kita : Menyambut Kasih Karunia dengan Kerendahan Hati, tetapi justru panggilan Maria untuk tugas mulia ini harus menjadi panggilan besar orang percaya.

Maria adalah wanita yang dicintai oleh Yusuf tunangannya yang kemudian akan menjadi ayah dari anak yang akan dikandungnya. Tidak hanya Maria yang memiliki tanggung jawab, tetapi juga Yusuf sebagai ayah bagi anak yang dikandung dari Roh Kudus. Sekalipun kita tahu bersama tanpa hubungan biologis Maria dan Yusuf maka Yesus hadir, sebab Allah memakai Maria dan kandungannya untuk tugas yang mulia ini.

Ada perasaan takut yang besar yang dimiliki Maria untuk menerima tugas yang mulia ini, namun jamin tentang kedudukannya dan tanggung jawabnya diberikan sebab ini adalah karya penyelamatan yang besar. Tidak hanya jaminan dari Allah terhadap Maria dalam tugasnya, tetapi peran dari pada Yusuf sebagai sosok suami begitu besar di dalamnya. Ia tidak hanya mendampingi Maria disaat penerimaan tugasnya tetapi seterusnya dan selamanya. Tanggung jawab inilah yang juga bisa kita lihat sebagai orang percaya secara khusus Pria/Kaum Bapa, di mana kita harus berani menerima panggilan ini sebagai kkasih karunia dan harus dijalankan dengan kerendahan hati.

Sobat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan

Pemberian mandat terhadap Maria dan Yusuf adalah kasih karunia yang besar yang tidak hanya diterima dengan kerendahan hati, namun harus dikerjakan dengan kesungguhan hati. Setiap kepercayaan termasuk tugas pelayanan yang diberikan kepada masing-masing kita, jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh percayalah kita akan memperoleh upah. Sebaliknya, jika kita mengabaikannya maka kita tidak akan memperoleh apa-apa.

Menyambut kasih karunia dengan kerendahan hati adalah sikap yang sangat dikagumi setiap orang termasuk yang memberikan kepercayaan yaitu Allah. Allah akan sangan bangga melihat anak-anakkNya yang tidak hanya menerima tetapi juga melakukan. Allah tidak akan membiarkan anak-anakNya melangkah sendiri karena tujuan dari pemberian ini adalah untuk kemuliaan nama Tuhan.

Karya selamat yang dikerjakan Allah terhadap dunia lewat Maria dan Yusuf adalah bukti nyata bahwa Tuhan benar-benar mencintai kita umatNya (Yohanes 3:16) begitu besar kasihNya bagi kita. Keselamatan yang diberikan Allah bagi dunia adalah anugerah yang harus diterima dan dijalani. Sebagai Pria/Kaum Bapa marilah kita bersama melakukan pekerjaan mulia ini sebagai pemberian Allah dalam tanggung jawab yang diberikan, sebagai suami, sebagai ayah dan opa dalam kelurga, tetapi juga sebagai hambah pelayan dan pekerja yang selalu mengutamakan Tuhan dalam kita melaksanakan amanat yang besar ini. Kita percaya Tuhan tidak akan membiarkan kita menghadapi kehidupan ini.

Memang kita harus mengakui akan sangat berbeda keadaannya dalam kita merayakan Natal tahun ini dimasa pandemi covid-19, tetapi bukan berarti kita kehilangan makna perayaan, karena Yesus harus selalu lahir di hati kita sebagai orang percaya yang menerima kasih karunia.

Jadikan perayaan ini sebagai kemuliaan bagi Allah yang besar, agar kita tidak kehilangan sukacita sekalipun harus menghadapi begitu banyak pergumulan, namun sukacita Natal dari Kristus akan menghibur, meneguhkan, menguatkan kita selalu, bahwa kita adalah orang-orang pilihan Allah yang telah ditentuhkanNya sejak awal untuk dapat menjadi berkat bagi keluarga, orang disekitar, jemaat, masyarakat dan bagi dunia ini, Tuhan Yesus menolong kita semua Amin……. (Alda).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENULIS :

Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K

 

Minggu, 17-23 Januari 2021

Relasi dengan Sesama adalah Cerminan Relasi dengan Tuhan 

Bacaan : Kolose 3:18-4:6

 

MEMAHAMI TEMA

Betapa bangganya kita jika kita memiliki teman bahkan sahabat yang peduli atas kita. Alkitab memberi penjelasan seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesusahan. Apa artinya bagi kita? Ini memberi kita penjelasan pentingnya membangun relasi dengan sesama, tidak hanya untuk kepentingan tertentu, tetapi dalam banyak hal kita membangun hubungan yang baik dengan semua orang. Sama halnya dengan tema yang kita bicarakan saat ini : Relasi dengan sesama adalah cermin relasi dengan Tuhan.

Membangun hubungan baik dengan sesama adalah perwujudan dari hubungan kita denggan Tuhan. Bagaimana kita dapat mengatakan bahwa kita memiliki hunungan yang baik dengan Allah yang tidak kelihatan secara kasat mata sedangkan denan sesama yang setiap hari kita lihat, tidak memiliki hubungan yang baik. Penting sekali kita membangun relasi yang baik dengan sesama kita.

Ada ungkapan orang yang mampuh membangun hubungan yang baik dengan orang lain, dia dikategorikan sebagai orang yang pintar bergaul. Jangan heran ada yang menyimpulkan saat duka dan banyak orang yang hadir itu adalah tanda bahwa ia atau pun keluarganya pintar bergaul. Sesunguhnya apa yang akan kita peroleh dari hasil membangun relasi yang baik dengan sesama? Jawabannya adalah bahwa kita tidak sendiri. Ada orang lain yang bisa membantu kita atau ada kita yang dapat membantu orang lain.

Dalam kaitannya dengan tema kita saat ini Paulus memberi kita penegasan bahwa membangun hubungan itu harus dimulai dari keluarga kita, suami dan istri atau sebalinya, anak-anak dan orang tua, tuan dan hamba yang semuanya itu saling menopang satu dengan yang lainnya. Ketika hubungan ini dapat dilakukan atau relasi ini berjalan dengan baik, kita percaya hubungan kita pun dengan Tuhan akan berjalan dengan sempurna.

Membangun hubungan dengan Tuhan tidak lepas dari cara kita membangun hubungan dengan sesama. Orang yang rajin berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa dan persekutuan tidak akan mengabaikan hunungannya dengan sesame. Sebaliknya oaring yang mampuh membangun relasi dengan semama, ia juga harus mampuh mewujudkannya dalam relasi yang intens dengan Tuhan, dan ini akan menolong setiap orang untuk punya hubungan yang baik kedua-duanya.

 

MEMAHAMI TEKS

Kolose 3:18-4:6 memberi kita pengertian pentingnya relasi kita dengan sesame sebagai perwujudan relasi kita dengan Tuhan. Orang tidak akan mengatakan saya punya relasi yang baik dengan Tuhan padahal mengabaikan hubungan atau relasinya dengan sesame teruatam anggota keluarganya.

Hubungan yang baik dengan sesama  adalah bentuk tindakan iman orang percaya : hai istri-istri tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan (ayat 18). Hai suami-suami, kasihilah istrimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia (ayat 19). Suami istri harus memiliki hubungan yang mengasihi dan tidak berlaku kasar.

Hai anak-anak tatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang inda di dalam Tuhan (ayat 20). Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu supaya jangan tawar hatinya (ayat 21). Ini menolong kita untuk sadar sebagai anak relasi dengan orang tua adalah wujud ketaatan kita dan relasi dengan anak adalah wujud kasih kita.

Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka untuk menyenangkan mereka melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan (ayat 22), hubungan yang baik antara hamba dan tuan.

Ayat 23-25 : membangun hungan dengan sesame adalah mewujudkan hubungan kita yang sebenarnya dengan Tuhan, karena setiap prilaku kita dinilai. Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Sebab jika kita melakukannnya dengan tulus kita akan memperoleh upah, sebaliknya jika kita melakukan kesalahan maka kita juga akan dihukum. Jadi hubungan yang baik adalah saling menghargai dan berlaku benar.

Jujur, adil, bertekun dalam doa adalah juga perwujudan relasi dengan Tuhan dan sesama. Saling mendoakan sesama juga adalah juga bagian dari membangun relasi yang baik (ayat 1-3 pada pasal 4), dengan demikian hidup penuh hikmat, menggunakan waktu dengan baik, berucap benar (penuh kasih, jangan hambar) (ayat 4-6 di pasal 4) adalah menghargai hubungan atau relasi dengan sesama.

 

 

 

MENDALAMI TEKS

Penting sekali membangun hubungan yang baik dengan sesame terutama dalam lingkup keluarga kita, tetapi bukan berarti tidak dengan lingkungan sekitar, tetangga, jemaat atau masyarakat. Justru jika kita memiliki hbungan yang baik dari dalam keluarga wujud dan tindakan yang benar adalah pada lingkungan yang lebih luar (tetangga, jemaat dan masyarakat).

Mari kita mulai dari bagaimana seharusnya hubungan antara istri dan suami atau sebaliknya suami terhadap istri. Istri harus tunduk kepada suami. Tunduk dalam pengertian menghargai dan menghormati suami, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Istri harus dapat melakukan tugasnya dengan baik demikian halnya dengan suami, harus mengasihi istri dan tidak berlaku kasar terhadap sang istri. Siapa pun kita bagaimana pun keadaan kita istri adalah pemberian Allah dan suami adalah anugerah Tuhan dalam keluarga.

Tidak hanya istri terhadap suami atau suami terhadap istri untuk dapat menghargai dan menghormati, melainkan anak terhadap orang tua dan orang tua terhadap anak : kewajiban anak adalah taat pada orag tua, hak dari anak adalah mendapat perlindungan dan kasih sayang dari orang tua sehingga anak berhak memperoleh umur panjang dan kesuksesan. Demikian dengan tanggung jawab orang tua adalah mendidik anak dengan benar sesuai kehendak Allah tanpa harus menyakiti hati mereka agar tidak menjadi tawar hati.

Sebagai hamba kita harus taat pada tuan sama halnya sebagai orang percaya kita pun harus taat pada Tuhan sebagai pemilik hidup kita. Semua prilaku atau tindakan kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan agar hubungan kita dengan sesama berjalan dengan baik. Apa pun juga yang kamu perbuat perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Karena kamu tahu dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai uah. Kristus adalah tuan dan kamu hambahNya.

ketaatan kita pada Tuhan adalah relasi yang benar yang harus terus dibangun dan itu adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. Sikap kita adalah taat, bertekun dalam doa, berjaga-jaga/waspada, mengucap syukur, hidup denga penuh hikmat, menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya, berkata dengan penuh kasih dan tidak hambar. Dengan demikian kita akan terus menjaga hubungan kita dengan Tuhan dan sesame, Tuhan pasti memampuhkan kita untuk dapat melakukannya, asalkan kita percaya pada kekuasaanNya yang sempurna.

 

 

 

MENDALAMI TEMA

Orang yang berlaku baik akan diterima di mana saja sebaliknya jika perlakuan kita yang tidak baik akan menimbulkan musuh di mana-mana. Ungkapan ini sebagai tanda awas bagi kita agar perlu menjaga hubungan atau relasi kita dengan sesame, teruatama relasi kita dengan Tuhan.

Setiap kita yang mampuh menjaga hubungan baik dengan Tuhan, kita juga harus mampuh melakukan itu tehadap sesame kita. Orang tidak akan berkata saya punya hunungan baik dengan Tuhan, setiap hari saya berdoa, setiap hari saya membaca Firman bahkan tidak perna ketinggalan dalam persekutuan dengan Tuhan, namun tidak perna bergaul dengan sesama, selalu memiliki musuh dan tidak menghargai, ini adalah kekeliruan, kenapa? Karena orang yang punya hubungan baik dengan Tuhan akan menghargai sesame, dan tidak menncari musuh melainkan mencari teman bahkan sahabat. Sebab Yesus menyebut kita sahabat. Sahabat akan relah melakukan apa saja sebagai wujud dari hubungan yang baik dengan sesama.

Marilah kita menjadi orang-orang yang dapat menjaga hubungan kita dengan sesame menjadi baik, terutama menjaga hubungan kita dengan Tuhan untuk lebih baik, sambil kita semua meyakini kita adalah anak-anakNya yang dipilih untuk menjadi berkat kemana pun kita pergi dan berada.

Pertanyaan bagi kita yang harus kita jawab :

1.    Bagaimana menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama?

2.    Berikan contoh sehari-hari terhadap hubungan yang baik antara suami istri dan hubungan yang baik antara anak orang tua.

 

………(Alda)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RENUNGAN

 

Relasi dengan Sesama adalah Cerminan Relasi dengan Tuhan 

Bacaan : Kolose 3:18-4:6

 

Sobat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan

Semua orang mendambahkan kerukunan, hidup dalam damai sejahterah. Alkitab member jawab, di mana ada kerukunan disitu berkat diperintahkan. Artinya setiap orang yang mampuh menjaga hubungan yang baik antara pribadinyan dengan Tuhan dan sesama, orang itu begitu menghargai kehendak Allah yang berlaku atas dirinya dan kehidupannya.

 

Istri harus tunduk pada suami, suami harus mengasihi istri, demikian halnya anak-anak terhadap orang tua dan hamba terhadap tuannya. Sangat perlu menjaga hubungan yang benar, yang semuanya itu diwujudkan dalam tindakan nyata. Seorang istri tidak dapat mengatakan saya menhormati suami, tetapi tidak memperhatiakannya, demikian halnya dengan suami, saya begitu mengasihi istri tetapi selalu berlaku kasar atasnya. Tidak dememikian yang dikehendaki Allah. Allah mauh kita dapat menujukan kasih dan rasa hormat kita lewat hubungan yang baik dan saling menghargai.

 

Demikian halnya dengan orang tua dan anak. Kesuksesan anak adalah karena perhatian dan cinta kasih orang tua. Tidak ada orang tua yang mendambahkan anaknya gagal, melainkan ingin sukses. Sebagai anak yang taat, kita harus menghormati orang tua, menghargai paya dan kerja keras mereka terhadap kita agar kita diberkati dan diberi panjang umur. Demikian sebaliknya sebagai orang tua kita tidak membangkitkan amarah dalam hati anak, tetapi justru mengasihi mereka dengan kasih Yesus yang tidak binasa.

 

Sobat Pria/Kaum bapa yang diberkati Tuhan

Harii ini kiita diingatkan Apapun juga yang kaum perbuat, perbuatlah seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, karena perwujudan dari semua itu kita akan diberkati Tuhan. Hidupah dalam ketaatan, jahuilah kejahatan dengan rajin berdoa, mengucap syukur, hidup dengan penuh hikmat, mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, berkata penuh kasih dan tidak hambar, maka berkat Tuhan akan menjadi bagian hidup kita.

 

Jadilah Pria/Kaum Bapa yang dapat diandalkan karena begitu menhargai istri, dan mencaintai anak-anak, menadi hambah yang taat, yang kesemuanya itu kita wujudkan dengan takut akan Tuhan, Tuhan pasti menolong dan memberkati kita semua Amin…….  (Alda)

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

  PENULIS : Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K   Minggu, 15 – 21 November   2020: Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu sua...