PENULIS :
Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K
22 – 28 Maret 2020
Minggu Sengsara IV
DIBIARKAN
BERGUMUL SENDIRI
MARKUS
14:32-42
MEMAHAMI
TEMA
Bagaimana perasaan kita saat
berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh tanpa ada rekan atau teman dalam perjalan
itu dan harus melewati rute yang cukup sulit? Menyerahkah? Atau lanjut dengan
semangat yang luar biasa!. Setiap orang
pasti memiliki jawaban yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan nikmati saja, ada
pula yang mengatakan banyak hal yang di dapat dari perjanan itu. Bahkan ada
yang sampai berhari-hari, bahkan berbulan-bulan dalam perjalanan sendiri (solo travelling) mendapat banyak
pengalaman dan bisa berbagi. Ini merupakan perasaan kita saat berjalan sendiri,
bagaimana jika kita bergumul sendiri ? bahkan seperti tema kita “Dibiarkan
Bergumul Sendiri”. Apakah kita akan mengatakan kita menikmati saja! Atau justru
malah sebaliknya?
Memang tidak enak bergumul
sendiri, apalagi dibiarkan sendiri dalam pergumulan. Sebagai manusia banyak
orang yang tidak mampuh, bahkan tidak sedikit yang memilih jalannya sendiri dan
mengakhri hidupnya dengan bunuh diri. Seakan pergumulannya tidak ada jalan
keluar. Masalah yang dihadapi terlalu berat, bahkan selalu melihat masalah
lebih besar dari Tuhan yang di imani. Padahal sebenarnya tidaklah demikian,
justru Tuhanlah yang lebih besar dari pergumulan dan tantangan hidup yang
dihadapi.
Manusia tidak akan mampuh
menjalani hidup tanpa Tuhan, apalagi
jika harus bergumul sendiri. Tema ini mengingatkan kita untuk memiliki pengharapan
iman di dalam Tuhan artinya hidup bergantung sepenuhnya pada Tuhan, bukan pada
kekuatan kita sebagai manusia biasa.
Ketergantungan kita pada Tuhan menunjukan bahwa kita adalah orang-orang
percaya yang selalu menempatkan Tuhan pada posisi yang paling utama dan ini
akan sangat menolong kita untuk bisa keluar dari persoalan dan pergumulan
hidup.
MEMAHAMI
TEKS
Setelah Yesus makan paskah
dengan murid-muridNya, Ia melanjutkan perjalannya menuju sebuah taman Getsemani
namanya. Yesus menyuruh murid-muridNya duduk dan Ia pergi berdoa (ayat 32).
Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes menemani Ia berdoa, dengan perasaan
takut dan gentar (ayat 33). Yesus berkata hatiKu sangat sedih, seperti mau mati
rasanya, tinggallah disini dan berjaga-jagalah (ayat 34) Tujuannya agar
murid-murid tetap waspada. Yesus pun berdoa : Ya Abba, ya Bapa tidak ada yang
mustahi bagiMu, ambilah cawan ini dari pada-Ku, tetapi jangalah apa yang Aku
kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki (ayat 35-36). Yesus kembali
kepada murid-muridNya yang sedang tidur dan berkata kepada Petrus : Simon,
sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam?
Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan, roh
memang penurut, tetapi daging lemah (ayat 37-38). Yesus kembali pergi untuk
berdoa dan mengucapkan doa yang itu juga, dan mendapati para muridNya sedang
tertidur sebab mata mereka sudah berat (39-40). Yesus pun kembali untuk ketiga
kalinya dan berkata kepada mereka : tidurlah sekarang dan istirahatlah. Saatnya
sudah tiba, lihat anak manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Bangunlah marilah kita pergi, dia yang menyerahkan Aku sudah dekat (ayat 41-42).
MENDALAMI
TEKS
Perjalanan hidup Tuhan Yesus
di dunia ini sudah di nubuatkan ribuan tahun sebelumnya oleh para Nabi.
Nubuatan ini digenapi lewat kelahiranNya. Lahir dari Roh Kudus lewat perawan
Maria (Luk 1:26-38). Kandang Betlehem adalah tempat di mana Ia dilahirkan,
dibungkus kain lampin dan terbaring dalam palungan (Luk 2:6-7). Sungguh cinta
Allah pada dunia dengan kasihNya yang besar sangat nyata (Yohanes 3:16). Tidak
hanya kelahiranNya yang ajaib, tetapi pertumbuhanNya sangat jauh berbeda dengan
anak seusiaNya (Lukas 2:41-52). Bahkan ketika memulaikan tugas pelayananNya
setelah peristiwa pembabtisan di sungai Yordan (Lukas 3:21-22, Matius 3:13-17,
Markus 1:9-11) Ia penuh dengan Roh Kudus, sekalipun tidak makan apa-apa dan di
cobai Yesus tidak tergoda (Lukas 4:1-13, Mat. 4:1-11, Markus 1:12-13). Ini
menunjukan kepada kita bahwa sebagai manusia Yesus bergumul, dan pergumulanNya
bukan baru dimulai saat di taman Getsemani, tetapi dalam pelayanaNya dengan
murid-muridnya, berjumpa dengan semua orang, Ia pun bergumul, sampai pada
penolakan terhadap diriNya di daerah asalNya (Luk. 4:16-30).
Pergumulan Yesus pun dapat
kita lihat bagaimana terjadi penghianatan terhadap diriNya sebagai seorang guru
oleh murid-muridNya. Yudas yang dipercayakan untuk mengolah berkat harus
berhianat dan menjual Tuhan Yesus (Luk. 22:3-6) dan akibatnya adalah kematian
(Kisah 1:17-20). Bahkan Petrus yang sudah menyatakan sikap untuk membelah Yesus
sampai mati harus menyangkal gurunya sendiri (Luk. 22:54-62)
Getsemani itulah juga tempat
di mana Yesus bergumul sangat, Ia harus bergumul sendiri. Injil Lukas
22:44 memberi keterangan bahwa dalam
pergumulanNya Ia sangat ketakutan dan bersungguh-sungguh berdoa. peluhNya
bagaikan titik-titik darah yang berteteskan ke tanah. Yesus sangat bergumul dan
karena itu Ia menghendaki para muridNya pun melakukan hal yang sama.
Murid-muridNya yang di suruh
untuk berjaga-jaga dan berdoa, tidak mampuh melaksanakan tugas mereka. Yesus
sebagai manusia merasa sangat takut dan gentar (Mark. 14:33b). Ia pun berterus
terang kepada murid-muridNya : Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya
(Mark.14:34a). Yesus sangat bergumul. Dan karena itu Ia ingin dalam
pergumulanNya murid-murid yang Ia ajak pun harus berjaga-jaga.
Bagi Yesus pergumulan ini
harus dilewati dan caranya adalah Berdoa (Mark. 14:35) dan berpasra pada Allah
Bapa : Ya Abba, Ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagiMu, ambilah cawan ini dari
padaKu, tetapi jangan apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau
kehendaki (Mark. 14:36). Kepasrahan pada Allah adalah tanda bahwa kita berserah
sepenuhNya pada kekuasaan dan kehendakNya bukan pada kekuatan dan kemampuan
kita sebagai manusia.
Yesus dalam pergumulanNya,
memberi banyak pelajaran kepada para murid, dimana saat bergumul yang harus di
kerjakan adalah jangan lengah (harus berjaga-jaga) dan terutama Berdoa,
tujuannya agar tidak jatuh pada pencobaan. Berdoa pun yang dilakukan Yesus
dalam pergumulan adalah sebanyak 3 kali, dengan doa yang sama. Hal ini memberi
syarat bagi kita seberat apa pun pergumulan kita, saat kita berserah pada Allah
kita tidak akan dibiarkanNya namun akan dimampuhkan Tuhan untuk melewati setiap
pergumulan itu.
MENDALAMI
TEMA
Apa perasaan kita saat
menghadapi pergumulan hidup? Dan bagaimana seharusnya tindakan kita saat dalam pergumulan ?. Berikan contoh!
Saat menjalani hidup,
tidaklah semuda dengan apa yang kita ucapkan. Sebab, pada kenyataannya apa yang
kita pikirkan berbeda dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Orang yang
percaya pada Kristus harus memiliki keyakinan bahwa saat pergumulan melanda
kita akan dimampuhkan untuk dapat melewatinya.
Sebagai Pria/Kaum Bapa,
banyak pengalaman iman yang kita dapati, apalagi dalam tugas kerja dan
pelayanan. Kita diajar untuk tahu bersyukur sekalipun harus menghadapi
pergumulan. Bahkan bisa saja kita dalam menghadapi pergumulan itu sendiri.
Namun, jika Doa yang kita dasarkan atas pergumulan itu, maka kepasrahan kita
pada Allah akan dapat mengubah, hal yang sulit menjadi muda. Seberat apa pun
yang harus di jalani dalam hidup, jika Tuhan yang menjadi sandaran kita,dan Doa
menjadi kekuatan maka kita akan tetap berjaga-jaga dan tidak akan pernah
menyerah pada keadaan, sebab kita sendiri percaya tangan Tuhan yang ajaib akan
memberkati kita Amin (Alda).
Tema : DIBIARKAN
BERGUMUL SENDIRI
BA : MARKUS
14:32-42
Pria Kaum Bapa yang
diberkati Tuhan
Perjalanan hidup manusia di
dunia ini tentunya beragam atau dengan kata lain berbeda satu dengan yang
lain. Tidak selalu mulus, kadang penuh
onak duri, bahkan tidak sedikit krikil tajam yang harus dilalui. Namun itu
semua harus dijalani bukan berhenti atau mundur dalam perjalanan ini.
Berjalan sendiri memang
sangat berat apalagi harus menempuh jarak yang cukup jauh dan melelahkan.
Apalagi bergumul sendiri. Banyak orang merasa tidak mampuh dalam pergumulannya.
Seola-ola bertanya di mana Tuhan saat pergumulan ini melanda hidup saya.
Masalah selalu dilihat begitu besar dalam hidup, padahal Tuhanlah yang lebih
besar dari masalah yang kita hadapi.
Sebenarnya kita harus sadar,
bahwa peristiwa di taman Getsemani, menolong kita untuk belajar dari Yesus.
Sekalipun pergumulannya berat, namun kepasrahan kepada Bapa menjadikan kekuatan
baru untuk mampuh melewati semuanya. Murid-muridNya di ajarkan untuk
berjaga-jaga dan berdoa, agar tidak jatuh pada pencobaan. Artinya masalah atau
pergumulan tidak menjauhkan kita dari kasih karunia Allah.
Tuhan tidak akan membiarkan
kita berjalan sendiri, Ia tidak akan membiarkan kita bergumul tanpa
ppengharapan. Tetapi ia akan senantiasa menguatkan kita, bahwa pengharapan iman
di dalam Tuhan akan meneguhkan kita melewati kerasnya hidup. Cara Tuhan
menolong kita diluar kemampuan kita manusia, asalkan kita benar-benar percaya
pada kehendakNya yang sempurna.
Pria/Kaum Bapa Yang
Diberkati Tuhan
Berdoa, dan berjaga-jaga
adalah tindakan yang ampuh menghadapi pergumulan. Sebab jika tidak demikian,
rasa putus asa, kehilangan pegangan dan kesedihan yang mendalam akan menjadi
milik kita.
Hari ini kita belajar dari
Yesus, yang tidak pernah menyerah sekalipun pergumulan yang dihadapiNya
sangatlah berat. Ia harus menghadapi penderitaan dan kematian, namun kepasrahan
pada Allah dan meminta kehendak Tuhan yang jadi (tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan Apa yang Engkau
kehendaki Mark.14:36) membuat Yesus mampuh melewatinya dan menerima
Kemuliaan yang besar, lewat kebangkitanNya dari antara orang mati.
Demikian halnya dengan kita
yang percaya, menjadi Pria/Kaum Bapa yang diberkati adalah berserah kepada
Allah, rain Berdoa dan melakukan kehendak Firman akan menolong kita melewati
semua pergumulan ini. Jangan pernah menyerah pada keadaan, apalagi pada
pergumulan hidup, sebaliknya, menyeralah pada Allah dan Ia akan memampuhkan
kita menghadapi pergumulan hidup, dan menjadi orang-orang yang menang atas
pergumulan. Tuhan menolong kita semua Amin (Alda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar