Sabtu, 02 Mei 2020

BERPEGANG TEGUH PADA PENGHARAPAN (IBRANI 10:19-39)


PENULIS :
Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K

26  Januari  2019 – 1 Februari 2020
BERPEGANG TEGUH PADA PENGHARAPAN
IBRANI 10:19-39

MEMAHAMI TEMA
Seorang anak kecil tidak akan pernah takut melangkah saat ia tahu tangannya ada dalam gengaman ayah atau ibunya. Ia akan merasa nyaman dan aman karena ia percaya orang tua tidak akan membiarkan ia terjatuh. Kepercayaan yang dimiliki anak ini adalah pengharapan, sebab ia akan terus berharap bahwa orang tuanya akan selalu bersama dengannya. Hal ini juga harus dimiliki oleh semua orang percaya bahwa perjalanan hidup kita di dunia ini ada tangan Tuhan yang menggenggam. Tangan Tuhan yang tidak pernah melepaskan. Ia selalu menjaga dan melindungi kita anak-anakNya.
Keyakinan inilah yang membawa kita pada sebuah pengharapan akan janji Tuhan yang besar. Tuhan tidak membiarkan kita melangkah sendiri, tetapi menyertai dan memberkati selalu. Keyakinan akan janji Tuhan yang dasyat  merupakan pegangan hidup dari sebuah pengharapan  anak-anak Allah. Itulah sebabnya tema kita saat ini “Berpegang Teguh Pada Pengharapan”.  Berpegang  teguh pada pengharapan berarti bergantung sepenuhnya pada Sipemegang, dan kita percaya Tuhanlah yang menggenggam tangan kita dan pasti tidak akan pernah melepaskannya.
Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan orang percaya agar kita tetap berpegang teguh pada pengharapan akan Kristus?

MEMAHAMI TEKS
Berpegang teguh pada pengharapan merupakan sebuah ketekunan, dan ketekunan inilah yang di tunjukan Kristus bagi kita agar kita diselamatkanNya dari dosa.
Ayat 19-21 : Oleh darah Yesus kita dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia sendiri membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu melalui diriNya sendiri sebagai Imam Besar.  Ayat 22-23 : Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, bahkan berpegang pada penghrapakan kita, sebab Ia menjanjikannya setia. Ayat 24-25 : Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dan dalam pekerjaan baik. Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, tetapi marilah kita saling menasehati dan semakin giat melakukan pekerjaan Tuhan.  Ayat 26-31 : Jangan perna melakukan dosa lagi apalagi jika dengan sengaja, sebab tidak ada korban lagi untuk penghapusan dosa. Dan yang akan terjadi adalah hukuman dan kematian yang akan dilakukan Allah sebagai hakim. Ayat 32-36 : Hidup dalam ketaatan dan jangan melepaskan kepercayaan sekalipun harus menderita, karena besar upaya yang akan diterima. Ayat 37-39 : Waktu Tuhan sangat singkat dan kita yang percaya harus setia sampai pada kedatanganNya,  dan tetap menjadi orang-orang yang setia.
MENDALAMI TEKS
Ketekunan orang percaya pada Kristus adalah Pengharapan yang abadi, sebab dengan berharap hanya pada Kristus maka kita akan mengalami pemulihan, keberkatan dan sukacita melimpah. Menjadi tekun dan taat adalah kerinduan semua orang, sebab dengan demikian itu menjadi syarat mutlak dalam kita menjalani hidup ini sebagai kesempatan. Ibarani 10:9-39 ini, menjelaskan kepada kita bahwa ketekunan kita harus berdasarkan ketekunan yang dicontohkan Kristus, Ia mengerjakan karya keselamatan bagi dunia dengan ketaatanNya pada Bapa. Dan inilah yang mendorong kita untuk mampuh melakukan hal yang sama, sebagai milik Allah untuk taat dan setia pada panggilan kita.
Taat dan setia adalah ketekunan, dan ketekunan inilah yang menimbulkan pengharapan dan yang pasti pengharapan tidak akan mengecewakan. Iman yang kita miliki harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Sebab, kita semua telah memiliki jaminan keselamatan yang dikerjakan Kristus bagi kita.
Darah Kristus menyucikan kita dan melakan kita masuk ke tempat Kudus, sebab ia telah membuka jalan yang baru lewat diriNya dan kita mempunyai Imam besar sebagai Kepala Ruma Allah (19-22). Dengan demikian yang harus kita kerjakan sebagai orang-orang pilihan Allah yang telah diselamatkan adalah :
v  Menghadap Allah dengan hati yang tulus ihklas dan keyakinan iman yang teguh.(22)
v  Teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia yang menjanjikannya setia (23)
v  Saling memperhatikan dan saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik (24)
v  Rajin beribadah, jangan malas seperti kebiasaan beberapa orang, melainkan saling menasehati dan semakin giat melakukannya, menjelang hari Tuhan yang mendekat (25)
v  Tidak lagi melakukan dosa apa lagi dengan sengaja, karena tidak akan ada lagi korban untuk penghapus dosa, tetapi yang ada adalah kematian yang mengerikan dan penghukuman (26-27)
v  Sadar dan tahu apa yang dikerjakan sebagai orang percaya, taat pada ke kehendak Allah dan melakukan apa yang Tuhan inginkan, sebab Tuhan yang berhak membalas setiap perbuatan kita manusia dan berhak menghakimi (28-31)
v  Kesadaran yang penuh terhadap diri kita yang telah menerima terang sebagai bentuk kasih Allah, dan karna itu janganlah kita melepaskan kepercayaan kita karena besar upah yang menantinya. (32-35).
v  Hidup dalam ketekunan dan kita akan memperoleh apa yang dijanjikan Allah (36).
v  Menghargai waktu dan kesepatan yang Tuhan berikan dan tidak menjadi orang-orang yang mengundurkan diri, melainkan menjadi orang-orang yang percaya dan memperoleh hidup.
Dengan demikian ketekunan yang kita miliki akan membawa kita pada pengharapan dan kita akan memegangnya sebagai dasar dalam kita menjalani hidup ini, sekalipun kita harus mengakui bahwa banyak sekali tantangn dan pergumulan yang harus dihadapi namun jika bersama Tuhan, kita akan dimampuhkan.
MENDALAMI TEMA
Apa ciri-ciri orang yang taat dan berpengharapan di dalam Tuhan? Dan bagaimana supaya kita mampuh bertahan dalam iman dan keyakinan sebagai bentuk ketekunan, ditengah pergumulan yang dihadapi sebagai Pria/Kaum Bapa!
Modal utama dari sebuah ketaatan adalah Pengharapan. Dan pengharapan itu akan mendorong kita untuk selalu tekun berpegang pada kehendak Allah. Setiap orang yang memiliki pengharapan dan terus mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawabnya akan di tolong Tuhan untuk  mencapai tujuannya, dan inilah yang kita sebut berpegang pada pengharapan.
Pegangan kita yang kuat hanyalah pada Kristus, Ia mengerjakan keselamatan yang besar bagi dunia ini, termasuk kita Pria/Kaum Bapa di dalamnya. Kristus ingin kita hidup di dalamNya, karena mereka yang tingal di dalam Kristus, mereka juga diberkatiNya.
Berpegang teguh pada pengharapan artinya tidak muda digoyakan, sekalipun harus menghadapi berbagai macam pergumulan. Kita yang berharap akan kekuasaanNya, kita juga akan dipelihara, dilindungi bahkan diberkati dalam mengerjakan tugas masing-masing kita sesui dengan karunia dan talenta yang dipercayakan bagi kita.
Berpegang teguh pada pengharapan juga akan menolong kita selaku Pria/Kaum Bapa untuk mengingatkan sekaligus memotifasi setiap anggota keluarga untuk selalu melakukan kehendak Kristus. Sebab Kristus sendiri telah menolong kita dan memberkati kita dengan keselamatan yang besar. Oleh karena itu jadilah Pria/Kaum Bapa GMIM yang selalu berpengharapan di dalam Tuhan, pasti kita akan diberkati Amin (Alda).

Tema  :          Berpegang Teguh Pada Pengharapan
BA       :           Ibrani 10:19-39
Pria Kaum Bapa yang diberkati Tuhan
Perenungan ini dimulai dengan kisah seorang kakek yang menaiki kendaraan roda dua atau yang kita sebut sepeda motor, ia sangat bangga ketika diajak cucunya yang sudah dewasa untuk jalan-jalan berkeliling kampung. Sebagai cucu yang baik mempersilakan kakeknya untuk berpegangan erat agar tidak muda jatu saat berkendara. Tanpa melihat kebelakang, pertanyaan dilontarkan sang cucu pada kakeknya. Kek apa sudah siap? Apakah kake sudah berpegangan erat? Jawab sang kakek sudah cu. Kemudian kendaraan ini dijalankan, apa yang terjadi, sang kakek terjatuh dari kedaraan cucunya. Sang cucu kebingungan, apa yang terjadi? pertanyaannya dalam hati, bukankah kakek tadi berpegangan. Pertanyann ini lantas ditanyakan pada sang kakek, tadi kata kakek sudah berpegangan, kok jatuh. Kakek sebenarnya berpegangannya di mana? Jawab kakek pagar rumah cu. Pantasan kakek jatuh.
Pria/Kaum Bapa Yang diberkati Tuhan
Sebagai manusia kita harus mengakui, bahwa betapa seringnya kita berpegangan pada sesuatu yang tidak tepat, sama seperti kakek dalam kisah ini. Tidak sedikit juga yang jatuh bahkan sampai harus kehilangan segalanya akibat dari ketidak taatan kita atas pegangan yang benar.
Sebenarnya yang harus kita kerjakan adalah berpegang pada Kristus sebagai satu-satunya pegangan yang kuat. Karena berpegang pada kristus adalah pengangan yang sangat kuat dan tidak akan pernah melepaskan kita sebagai anak-anakNya. Berpegang pada pengharapan akan Kristus sama halnya kita menaru semua pikiran, perasaan dan perbuatan kita kepadaNya. Kita mengizinkan Tuhan mengambil alih kehidupan kita tanpa ragu.
Percaya bahwa berpegang pada pengharapan akan Kristus, membawa kita sebagai Pria/Kaum Bapa untuk maju dan terus maju dalam mengerjakan pekerjaan dan tanggung jawab yang dipercayakan pada kita. Berpengharapan didalam Kristus juga, mengajarkan kita untuk meninggalkan dosa dan hidup dalam kebenaran.
Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan
Mari kerjakan apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup, supaya kita diberkati :
Ø  Rajin beribadah dalam persekutuan dengan Tuhan
Ø  Teguh berpegang pada pengharapan
Ø  Saling memperhatikan dan menolong
Ø  Meninggalkan dosa dan hidup kudus
Ø  Mengahrgai wamtu dan kesempatan yang Tuhan berikan
Jika semua ini telah kita kerjakan percayalah Tuhan tidak akan membiarkan kita, justru Tuhan akan menolong kita untuk dapat mengejakan apa yang menjadi kehendakNya Amin (Alda).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

  PENULIS : Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K   Minggu, 15 – 21 November   2020: Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu sua...