PENULIS :
Pdt. DR. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K
26
Mei – 1 Juni 2019
Tema : Panggilan
Orang Percaya di Bumi Milik Tuhan
BA : Roma
14:13-23
MEMAHAMI
TEMA
Masih
jelas diingatan saya, saat memilih untuk study di Fakultas Teologi UKIT, ada
pertanyaan yang setiap tahunnya rata-rata ditanyakan kepada para calon
mahasiswa, kenapa ada disini? Sebagian besar menjawab karena PANGGILAN. Jawaban
ini kadang dibalikan oleh panitia seleksi kepada yang bersangkutan, siapa yang
panggil? Dan dalam rangka apa? Jawabannya Tuhan yang panggil untuk menjadi
hambahNya. Sungguh ini tidak akan pernah dilupakan selama kita hidup.
Panggilan
setiap orang pasti berbeda, karena masing-masing akan melihatnya dari setiap
sudut, entah itu dalam kaitannya dengan profesi atau tanggung jawab, maupun
berkaitan dengan pelayanan yang dipercayakan. Bagi orang percaya, panggilan
adalah Anugerah. Dalam 1 Petrus 2:9 “Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kepada terangNya yang ajaib”. Artinya
panggilan bagi kita yang percaya dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.
Itulah gereja Tuhan.
Berkaitan
dengan tema kita saat ini : Panggilan Orang Percaya di Bumi Milik Tuhan, kita
adalah orang-orang pilihan yang tidak sekedar dipanggil, tetapi mampuh menjawab
panggilan itu dengan hidup sebagaiman Tuhan berkenan. Panggilan itu adalah
komitmen utuk menjadikan bumi milik
Tuhan sebagai sarana menjadi berkat untuk banyak orang.
Pertanyaannya, sejauh mana
kita menjawab setiap panggilan Tuhan dalam tugas dan kerja kita sebagai Pria
Kaum Bapa GMIM? Dan bagaimana kita menerapkan panggilan Tuhan dalam kehidupan
kita setia hari!.
MEMAHAMI
TEKS
Ayat
13-16 : Jangalah Saling menghakimi, apalagi membuat orang lain tersandung.
Tidak ada yang najis dari dirinya sendiri. Hanya bagi orang yang beranggapan,
bahwa sesuatu adalah najis, bagi orang itulah sesuatu itu najis. Jangan
menyakiti hati saudarmu oleh karena makanan. Apa yang baik, yang kamu miliki,
janganlah kamu biarkan difitna. Ayat
17-18 : Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Barang siapa melayani Kristus dengan cara
ini, ia berkenan kepada Allah. Ayat 19-20 :
Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera.
Janganlah merusakan pekerjaan Allah oleh karena makanan. Ayat 21-23 : Baiklah
engkau jangan makan daging atau minum anggur. Berpeganglah pada keyakinan yang
engkau miliki itu. Bacaan ini menegaskan
kepada kita bahwa makanan dan minuman
itu berkat dan tidak perlu menjadi batu sandungan kepada orang lain hanya
karena soal makanan.
MENDALAMI
TEKS
Dasar
dari bacaan ini sesunggunya tidak bisa lepas dari Roma 14:1-4 “Terimalah
orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. Yang seorang yakin,
bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya
hanya makan sayur-sayuran saja. Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang
tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan,
sebab Allah telah menerima orang itu. Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi
hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan
tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga
dia terus berdiri.
Sangat
jelas buat kita dalam bacaan ini : Karena itu janganlah saling menghakimi lagi!
Karena kita bukan Allah yang dapat menghakimi semua umat terhadap pelanggaran
dan dosa yang dilakukan, apalagi jika itu berkaitan dengan makanan. Sebab jika
engkau menyakiti hati saudaramu oleh
karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tiidak hidup menurut tuntutan
kasih, artinya Kasih adalah dasar kita hidup. Jika kasih itu kita terapkan
dalam hidup ini kita tidak akan muda menghakimi sesama kita.
Ayat
17 bacaan ini menegaskan kepada kita : Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal
makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahterah dan sukacita oleh
Roh Kudus. Karena barang siapa melayani
Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia. Dan
inilah panggilan kita selaku orang percaya di bumi milik Tuhan :
1.
Hidup
menjadi berkat bagi sesama
2.
Tidak
menganggap kita lebih penting dari orang lain atau merasa hebat dari mereka
(punya kerendahan hati)
3.
Hidup
dalam ketaatan yang Tuhan berikan, degan menjaga kepercayaan yang diberikanNya.
Menjawab semua
panggiloan Tuhan dalam hidup kita adalah tanggung jawab iman yang harus
diwujudkan tidak sekedar diungkapkan. Panggilan kita adalah hidup dalam
kehendakNya, tidak perluh menghakimi mereka yang penuh kekurangan sebab itu
bukan urusan kita, tetapi itu hak Allah bagi kita. Panggilan kita adalah
menjaga hubungan yang baik dengan Allah sebagai pemilik hidup ini dan manusia
yang adalah milik Tuhan.
Firman Tuhan (ayat 19) Sebab itu
marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna
untuk saling membangun. Hidup orang
beriman adalah dipanggil untuk menjadi Berkat. Pria Kaum Bapa adalah orang-orang
yang terpanggil untuk selalh membawa damai bagi dunia ini, lewat tingka laku
kita, dan praktek kebenaran sebagai wujud ketaatan pada Allah.
Panggilan kita di bumi milik Tuhan
ini yaitu, berpegang pada keyakinan, melakukan kehendak Allah dan hidup dalam
ketaatan. Dengan demikian kita adalah orang-oarang yang dipilih, dipanggil dan
diperlengkapi untuk selalu tampil beda bagi kemuliaan nama Tuhan.
MENDALAMI
TEMA
Apa
yang menjadi dasar panggilan kita sebagai orang percaya di bumi milik Tuhan
ini? Dan bagaimana seharusnya kita melakukanNya? Berikan contoh dalam menjawab
panggilan Tuhan itu.
Tugas
kita sekarang adalah tidak sekedar menjawab panggilan itu, melaikan tetap
menjaganya sesuai kehendakNya dan terus berusaha agar apa pun yang terjadi
dalam dunia ini kita tetap setia. Setia padaapa yang Tuhan kehendaki dan terus
percaya bahwa kita ini adalah milik Tuhan dan akan kembali kepadaNya untuk
mempertanggung jawabkan apa yang kita lakukan selama hidup. (Alda)
Tema : Panggilan
Orang Percaya di Bumi Milik Tuhan
BA : Roma
14:13-23
Pria Kaum Bapa yang diberkati Tuhan
Panggilan setiap orang percaya adalah hidup dalam
ketaatan dan terus menjadi berkat. Sebab dengan menjadi berkat bagi sesama kita
telah mampuh menjawab panggilan kita yang Tuhan inginkan dalam hidup ini.
Sebab, tujuan kita adalah kerajaan Allah yang kekal. Firman Tuhan : Sebab
kerajaan Allah bukanlah soal makan dan minuman, tetapi soal kebenaran dan damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Artinya, hal kerajaan bukanlah soal
lahiria namun juga soal batinia manusia yaitu mendapatkan kesejateraan dan
kedamaian dalam Tuhan.
Jika
manusia mengejar harta, termasuk urusan makan dan minum, maka manusia bisa
terjebak pada pemahaman yang terpenting adalah bisa mendapatkan apa yang
diinginkan buka apa yang dikehendaki Allah. Bukankah hidup itu lebih penting
dari makanan dan tubuh itu lebih penting dari pakaian? Kita di beri pilihan
untuk memilihnya dan sesungguhnya yang harus kita pilih adalah Kebenaran dan damai sejahterah oleh Roh Kudus yang
nantinya akan memperlengkapi segala kebutuhan kita manusia.
Kita
dipanggilNya untuk dapat menjadi berkat. Panggilan kita adalah panggilan masa
depan. Allah menghendaki kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera
dan yang berguna untuk saling membangun. Kerja sama antara suami istri, dalam persekutuan bersama
adalah hal yang penting dalam hidup. Suami dan istri akan selalu menghargai
panggilan mereka dipilih dan dipersatukan Allah sebagai satu kesatuan, yang
saling melengkapi satu dengan yang lain. panggilan inilah yang akan dipelihara,
sebagai anugerah dalam keluarga. Suami akan terus mengasihi istri demikian
sebaliknya istri terhadap sumi dan anak-anak terhadap orang tua dan sebaliknya.
Panggilan
yang mendatangkan kebaikan akan selalu menghadirkan damai sejahtera. Dan damai
sejahterah itu akan selalu dimiliki oleh semua orang yang terus berpegang pada
kehendakNya.
Pria Kaum Bapa yang
diberkati Tuhan
Sebagai orang percaya, kita mulai menjawab panggilan kita
mulai dari lingkungan keluarga kita, dan bertumbuh sampai pada persekutuan
jemaat dan masyarakat di mana kita tinggal.
Panggilan inilah yang selalu mengingatkan kita untuk
menghargai cinta kasih Allah dalam hidup ini. Tidak mengabaikan apa yang
diperintakahNya melainkan mengembangkannya sesuai dengan karunia dan talenta yang
dimiliki.
Hari ini kita dipanggil sebagai orang-orang pilihan Allah
yang selalu dikasihiNya dan dicintaiNya dengan kasih yang tidak dapat binasa.
Apa pun yang kita hadapi di dunia ini kita semua percaya bahwa Allah turut
bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai
rencanaNya. Oleh karena itu marilah kita menjadikan hidup ini sebagai
kesempatan kita menjawab panggilan Allah dengan taat dan kasih pada Allah dan
sesame, Tuhan pasti menolong kita sebagai anak-anakNya yang setia Amin (Alda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar