Sabtu, 11 April 2020

KHOTBAH PASKAH TUHAN YESUS (12 APRIL 2020)


KEBANGKITAN YESUS
MENGUBAH KETAKUTAN  MENJADI SUKACITA YANG BESAR
(MATIUS 28:1-10) 

Oleh : Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K

Saudara-saudaraku yang diberkati Tuhan............
Tanpa Kematian.....tidak akan ada Kebangkitan atau kehidupan kembali sesudahnya,
itu pun kematian setiap manusia berbeda...........ada yang karena sakit berat dan akhirnya harus mengakhiri hidupnya dengan  jalan kematian. Ada pula kematian yang dialami begitu tragis, misalnya kecelakaan pesawat, kecelakaan mobil, kecelaan motor. kematian adalah tanda dari berakhirnya KEHIDUPAN.

Kematian selalu membawa kesedihan, apalagi yang meninggalkan kita adalah orang yang sangat dekat dengan kita, anggota keluarga misalnya, sahabat, atau teman sekerja bahkan sepelayanan, akan membuat kita mengalami duka mendalam.

kematian Tuhan Yesus sangat jauh berbeda dengan kematian manusia biasa lainnya. Tuhan Yesus sebelum Ia mati, mengalami apa yang disebut dengan penderitaan, baik fisik maupun psikologi/kejiwaan. penderitaan fisik, Ia harus memikul salib yang berat kurang lebih 50 kg, dicambuk dengan cambuk flagrum (cambuk yang bercabang 3 dan setiap cabangnya ada 3 besi yang mengikutinya) bahkan menempuh perjalanan menuju golgota (tempat tengkorak) yang jauh. penderitaan psikis adalah bagaimana Ia dihianati oleh murid-muridNya. Yudas orang kepercayaan Yesus harus menjual Yesus dengan harga 30 keping perak. bahkan, Petrus yang sangat mengetahui siapa Yesus dan telah berjanji untuk tidak meninggalkan Yesus sendirian, malahan justru menyangkaliNya. belum lagi, dalam proses penyaliban Yesus, ia di hina, diolok-olokkan oleh orang-orang Yahudi, bersama dengan penyamun yang ikut bersama dengan Yesus di salib.

kematian Tuhan Yesus pun, mengubah banyak hal, termasuk mendatangkan pengakuan :
1. Saat ia tergantung di salib, mulai dari jam 12 sampai jam tiga sore, kegelapan meliputi seluruh daerah itu (Mat. 27:45)
2. Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas kebawa dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah.(Mat. 27:51)
3. Kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota Kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang (Mat. 27:53-53).
4. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya  yang menjaga Yesus sangat takut: menimbulkan Pengakuan "Sungguh, Ia ini Adalah Anak Allah"(Mat. 27:54)

Apakah setelah kematian terjadi, semuanya telah berhenti? atau selesai? jawabannya Tidak!....sebab setelah Yesus mati, seorang yang bernama Yusuf dari Arimatea, datang menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. jadi kematian boleh terjadi...tetapi sesudah kematian pun masih ada proses yaitu penguburan. Mayat Tuhan Yesus di kapani dengan kain lenan yang bersih dan di kubur di dalam bukit batu.

Yesus yang benar-benar telah mati bahkan telah di kubur, masih tetap dianggap sebagi penghalang bagi para tua-tua Yahudi, para imam kepala dan ahli-ahli Taurat. bagi mereka Yesus adalah ancaman. apalagi saat mereka mengingat yang dikatakan Tuhan Yesus saat Ia masih hidup: Bahwa Ia akan bangkit pada hari yang ketiga. Alasan inilah yang membuat kubur Yesus dijaga.

Pertanyaannya? apakah Tuhan Yesus mati untuk selamanya? Tidak!, sebab Ia mati namun bangkit, dan inilah penggenapan Firman. Dalam bacaan kita saat ini (Matius 27:1-10) :
Pada hari pertama minggu itu, Maria magdalena dan Maria yang lain pergi untuk menengok kubur Yesus. pada waktu mereka di sana, terjadilah gempa bumi yang hebat, sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan menggulingkan batu yang menutup kubur Tuhan Yesus. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.

Ada tradisi atau kebiasaan orang Yahudi, kalau ada yang meninggal, mereka harus merempah-rempahi mayat itu agar tetap awet. dan tujuan dari Maria Magdalena dan lainnya, adalah untuk merempah-rempahi mayat Tuhan Yesus. Namun, rencana mereka tidak terlaksana, karena batu yang menutupi kubur Yesus telah terguling, dan mereka pun mendapati kubur itu telah kosong. 

Saudara-saudara yang di berkati Tuhan Yesus Kristus
Batu yang telah terguling, mayat Tuhan Yesus tidak ada, ini pertanda TUHAN YESUS BENAR-BENAR BANGKIT! Amin saudara.
Kebangkitan Yesus pun mengubah segala sesuatu :
1. Perempuan-perempuan yang pergi menengok kubur Yesus pulang dengan takut dan sukacita yang besar (ayat 8). mereka pun menjadi saksi yang pertama atas kebangkitan Tuhan Yesus.
2. Kebangkitan Tuhan Yesus, menolong perempuan-perempuan ini untuk menceritakan kejadian ini pada murid-muridNya.
3. Kebangkitan Tuhan Yesus membuat Ia berjumpa kembali dengan murid-muridNya, sebelum Ia kembali ke sorga.

Saudara-saudara yang diberkati Tuhan

Maut telah dikalahkan, dan Yesus benar-benar hidup. Artinya, Yesus betul-betul telah bangkit dan melenyapkan ketakutan, serta mengubahnya menjadi sukacita yang besar.

Paskah atau kebangkitan Tuhan Yesus yang kita peringati, adalah tanda bahwa Ia telah menang atas maut, bahkan kebangkitanNya adalah bukti bahwa kita yang percaya kepadaNya SELAMAT. sebab, kata Yesus : "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku"(Yoh.14:6).dan lagi kata Yesus "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati"(Yoh 11:25).

kebangkitan Yesus benar-benar melenyapkan ketakutan, karena itu jangan pernah ragu akan janjiNya yang kekal. jangan pernah takut menghadapi hidup sekalipun ada begitu beratnya tantangan yang harus kita hadapi.

ketakutan kita terhadap apa yang terjadi di bangsa ini pandemi Covid-19, akan diubahNya lewat kebangkitanNya dari antara orang mati. Maut telah dikalahkanNya itu tanda, kematian sekalipun dapat di lewatiNya apalagi hanya virus. Percaya pada Yesus berarti mengisinkan Ia mengubah ketakutan kita dengan Iman yang teguh kepadaNya.

kebangkitan Yesus menolong kita uuntuk dapat keluar dari persoalan-persoalan yang terjadi. kebangkitanNya menjamin masa depan. kebangkitanNya menolong kita untuk mengisi hidup kita ini dengan hidup takut akan Tuhan.... Amin (Alda).

Jumat, 10 April 2020

Penginjilan Yang Holistik

MUKI PEDULI KASIH


SUPAYA ADA KESEIMBANGAN
2 Korintus 8:14 Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.




BANTUAN KASIH (MUKI SULUT PEDULI COVID-19)


 
BERDOA




 

 
                           

BERBAGI


 

 
                    


Peduli bukan kata tapi tindakan nyata
 
 


            Apa tanggapan kita jika melihat gambar di atas? Pasti akan ada banyak jawaban : ada yang langsung menjawab dengan melihat keterangan pada setiap gambar, bahwa sebelah kiri adalah Doa dan sebelah kanan adalah Berkat. Artinya dengan selalu kita berdoa kita pasti diberkati.
Jawaban lain dari pertanyaan di atas adalah, kepedulian: kenapa? Sebab, peduli bukan hanya sekedar kata atau ucapan yang indah yang keluar dari mulut kita, tetapi peduli adalah tindakan nyata dari kita untuk orang lain.
Masih ada yang bisa kita ungkapan dengan melihat gambar di atas: bahwa ini dilakukan karena KASIH, Kasih Allah pada dunia dengan mengorbankan AnakNya supaya kita selamat, membuat kita yang menerima anugerah itu pun melakukan hal yang serupa kepada mereka yang membutuhkan. Kasih tanpa batas, bahkan dengan kasih mampuh menembus batas.
Sesungguhnya semua jawaban ini, benar alasannya : Dengan Kasih kita peduli terhadap sesama yang membutuhkan tidak sekedar ucapan, melainkan tindakan nyata, dengan turun langsung menjumpai, mendoakan dan berbagi kasih. Semua ini dikerjakan SUPAYA ADA KESEIMBANGAN.
Ada keseimbangan maksudnya; kita yang digerakan oleh Tuhan untuk memberi haruslah mengerjakan itu dengan sungguh-sungguh, sebab tidak perlu kita menjadi kaya duluh baru kita bisa berbagi, melainkan berbagilah karena kita justru adalah orang yang kaya.
Keseimbangan selalu ditandai dengan adanya kesamaan tidak beda: yang merasa berkelebihan, membanginya dengan mereka yang berkekurangan bukan dalam rangka menyombongkan diri apalagi menonjolkan diri biar terkenal, tetapi keseimbangan itu adalah yang terberkati mampu menjadi berkat bagi orang lain.
Keterpanggilan inilah sebagai wujud kasih yang Tuhan kerjakan bagi orang percaya, sehingga lewat MAJELIS UMAT KRISTEN INDONESIA (MUKI) ini,  Dewan Pinmpinan Wilayah PROVINSI SULAWESI UTARA ikut mengambil bagian dalam keseimbangan itu.
Berbagi dengan mereka yang membutuhkan adalah panggilan jiwa organisasi ini. Sebab MUKI adalah organisasi keumatan yang peduli terhadap pergumulan umat, tetapi juga peduli dengan masalah-masalah yang terjadi di bangsa ini, termasuk Covid-19 atau Virus Corona.
Panggilan kemanusiaan yang tinggi dari DPW MUKI SULUT, mendorong semua DPD Kabupaten Kota untuk mengambil peran dalam kepedulian ini, sekali lagi bukan supaya kita terkenal, melainkan dari kita banyak orang mengenal Kristus dan tahu organisasi ini, yang begitu peduli terhadap pergumulan bangsa dan umat di dalamnya.
Dewan Pimpinan Wilayah MUKI SULUT telah mengerjakan ini, dengan berbagi terhadap mereka yang terdampak dengan Covid-19, hal ini menyadarkan kita : kalau bukan kita siapa lagi, dan kalau bukan sekarang kapan lagi.
Organisasi keumatan ini yang dipimpin oleh Ir. Moody Rondonuwu, M.T selaku ketua DPW MUKI SULUT bersama Sekretaris Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K yang di topang jajaran pengurus serta disuport DPP MUKI sudah memulai, sedang dan akan terus melanjutkan…..sambil berdoa agar Tuhan menolong bangsa kita untuk mampuh melewati pergumulan ini. Tuhan Yesus dimuliakan dan kita bisa jadi berkat bagi sesama.

Penulis : Pdt. Dr. Alfrets Daleno (Sekretaris DPW MUKI SULUT)


Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu suara.

  PENULIS : Pdt. Dr. Alfrets Daleno, S.Th, M.Pd.K   Minggu, 15 – 21 November   2020: Spiritualitas Kerukunan : Satu hati, satu sua...